Dia masih akan ku sebut dia karena dia memang masih menjadi
dia
Belum tau sampai kapan dia akan menjadi dia, karena memang
belum pasti dia memang orangnya
Tak mungkin aku memaksa dia berubah, sementara dia tak sama
sekali ingin berubah
Tak segampang itu berubah , yahh biarlah aku tetap berharap
sampai harapan itu benar-benar tak menjadi harapan lagi
Kenyataan yang ku tunggu tak tau sampai kapan akan menjadi
nyata
Untuk membuatnya nyata butuh waktu dan usaha
Tapi terkadang aku lelah berusaha
Tapi, tak seharusnya aku lelah
Untuk mendapatkan yang terbaik itu butuh waktu yang lama
Tak mungkin yang terbaik itu datang seketika
Saat ini apakah dia berpikir untuk berubah, atau dia sudah
berubah untuk yang lain? Yahh aku tak tau, biarlah waktu yang menjawabnya
Semoga waktu tak hanya diam
Aku rela menerima jawaban apapun itu
Karena pada dasarnya dia memang punya hak untuk berubah atau
tidak
Kalau pun akhirnya aku kecewa
Hujan akan membantuku untuk menghapus dia dari aku
Dan ketika hujan telah menghapusnya, aku yakin angin akan
kembali membawa yang lain untukku
Walaupun aku tau tak semudah itu menghapus dia dari aku
Karena aku memang
sulit untuk menerima dan melukiskan yang baru lagi
Tintaku terbatas, tak segampang itu aku mengeluarkannya
Biarlah tinta ini hanya akan melukis dan menulis dia disini
Dan aku harap semoga ini semua berakhir dengan titik yang
tegas
Biarlah bintang yang akan menjadi penjelas antara aku dan dia
Biarlah debu menjadi selimut pembatas antara aku dan dia
Dan biarlah hujan yang memberi irama
Ketika irama itu berhenti, biarlah pelangi yang memberi
warna
Aku dan dia butuh warna agar aku dan dia tetap terlihat
walaupun kami terselimuti debu
Dan ketika warna itu pudar, dan mendung membantu gelapnya
Hujan akan datang lagi memberi irama
Dan ketika hujan itu berhenti lagi
Pelangi akan memberi warnanya lagi
Dan ternyata dia benar-benar tidak mau untuk
berubah
Dia sudah memutuskannya
Aku terima, dan aku pahami
Dia punya haknya sendiri, dia, haknya
Sajakku tercipta bukan untuknya
Ini sepenuhnya untukku
Sajakku ku tulis sendiri
Tak pernah ada dia yang menulis
Dia tetap akan menjadi dia
Takkan pernah berubah
Waktu, iya waktu yang menjawabnya
Dia, hanya akan menjadi dia
Dan dia sekarang benar-benar menjadi dia
Dia yang ku anggap akan menulis sajak bersamaku
Ternyata enggan menuliskan sajak
Bahkan segores saja dia enggan
Dia dan aku, takkan pernah ada ‘’kita’’ diantaranya
‘’kita’’ enggan menyisipkan dirinya diantara dia dan aku
Aku takkan memaksa ‘’kita’’ untuk menyisip
Biarkan dia memilih dia akan menyisip
Biarkan dia memilih akan terangkai atau tetap menjadi acak
‘’kita’’ dan dia, pasti punya jalannya sendiri
Datang atau pergi aku memilih tidak peduli
Peduliku terlalu berharga untuk itu
Peduliku terbatas sampai aku tak mau menyianyiakannya
Peduliku, hanya untuk sajakku
Peduliku, berarti untukku
Egois memang, tapi itulah aku
Aku yang sebenarnya
bingung, itu aku atau bukan
Berubah, ku akui itu
Aku pun tak pernah sadar kapan aku berubah
Tapi yang ku tau, peduliku hanya untuk sajakku
FRR-