Rabu, 30 April 2014

Menebak-nebak itu Melelahkan

Kamu, ya kamu. Kamu yang selalu menjadi pusat perhatianku. Celingukanku yang selalu ada untukmu. Menunggumu rasanya sudah menjadi salah satu kebiasaan dan sudah menjadi tugasku. Mencari tahu tentangmu yang sudah menjadi candu.
Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku tetap bertahan dan tak menyerah sama sekali. Mungkin, selama ini aku salah mengartikan semua ini. Semua perlakuanmu. Salahku memang, mengagumimu dari jauh. Jadi, sedikitpun perhatianmu sudah membuatku bahagia dan cukup membuat senyum-senyum sendiri. Pandanganmu, senyummu, tingkahmu semuanya. Tapi, akhirnya kenyataan yang akhirnya menyadarkanku. Sepertinya aku sudah lelah menebak-nebak. Menebak dan kata "mungkin" sudah membuatku jenuh. Celingukanku yang dulu tak lagi ada. Mungkin ada tapi tak sama lagi. Namun, apapun maksud dari sikapmu, terimakasih. Setidaknya aku bisa mengerti bahwa menebak-nebak itu melelahkan. Jauh lebih melelahkan dari menunggu. Dan terimakasih, setidaknya kamu pernah menjadi dia. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar